Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau penyakit lupus adalah salah satu jenis penyakit autoimun kronis yang menimbulkan peradangan pada beberapa bagian tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, hingga otak.
Seperti halnya penyakit autoimun lain, lupus terjadi karena sistem kekebalan tubuh melawan sel sehat dalam tubuh. Lantas, apakah lupus dapat disembuhkan? Simak penjelasannya di sini!
Apa itu Lupus?
Lupus adalah jenis penyakit autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan sel sehat. Lupus menyebabkan sel-sel tubuh mengalami kerusakan dan peradangan.
Normalnya, antibodi atau sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai sel abnormal atau asing, seperti virus dan bakteri yang berpotensi menyebabkan penyakit.
Sementara itu, yang terjadi pada penderita lupus adalah sebaliknya. Antibodi justru menyerang sel-sel sehat dari dalam tubuh. Akibatnya tubuh akan lebih rentan terkena infeksi atau peradangan.
Penyebab Lupus
Secara umum, penyebab lupus adalah kelainan pada sistem imun yang menyerang jaringan atau sel sehat dalam tubuh. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko lupus adalah paparan racun, seperti merkuri, asap rokok, dan gel natrium silika. Beberapa zat tersebut dapat memicu peradangan dan mendorong terbentuknya autoantibodi yang menyerang sel tubuh sendiri.
2. Hormon
Menurut penelitian, wanita lebih rentan mengalami lupus dibandingkan pria karena lebih banyak menghasilkan dan menggunakan hormon estrogen atau disebut juga hormon “immuno-enhancing.”
Hormon tersebut membuat wanita mempunyai sistem kekebalan lebih kuat. Tetapi, hal ini justru akan menjadi bumerang ketika antibodi berubah menjadi autoantibodi dan menyerang sel tubuh, sehingga penyakit autoimun lebih rentan terjadi.
3. Genetik
Faktor selanjutnya yang dapat meningkatkan risiko penyakit lupus adalah genetik atau keturunan. Tak jarang orang-orang yang memiliki riwayat keluarga terkena lupus mendapatkan hasil positif saat tes DNA autoimun.
Jenis-Jenis Penyakit Lupus
Lupus adalah penyakit yang terbagi menjadi beberapa tipe berdasarkan gejala dan kondisinya, berikut penjelasannya.
1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
SLE merupakan penyakit lupus yang paling umum ditemukan. SLE dapat memengaruhi beberapa organ tubuh, termasuk ginjal, jantung, paru-paru, sistem saraf, kulit, dan sendi. Gejala yang dialami oleh penderita SLE antara lain ruam kulit, peradangan pada sendi, pembengkakan di kaki dan sekitar mata, serta rasa lelah yang ekstrim.
2. Lupus Kulit
Jenis lupus ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami luka atau ruam pada kulit. Di mana sebagian besar merupakan kulit bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari, misalnya wajah, telinga, leher, dan kaki.
3. Lupus Neonatus
Lupus neonatus terjadi pada bayi baru lahir dan termasuk jenis lupus yang jarang ditemukan. Lupus jenis ini biasanya terjadi karena ibu memiliki antibodi autoimun (autoantibodi) tertentu yang disalurkan kepada bayi lewat plasenta.
4. Lupus Induksi Obat
Jenis lupus yang satu ini disebut juga dengan Drug Induced Lupus Erythematosus (DILE). Penyebab lupus jenis ini adalah induksi obat-obatan dalam jangka lama. Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan berkembangnya DILE antara lain, obat hipertensi, obat aritmia, obat antikonvulsan, dan antimikroba.
Gejala Lupus
Tahukah Anda bahwa penyakit ini terkenal dengan istilah penyakit seribu wajah? Hal ini dikarenakan gejala-gejala yang ditimbulkan lupus mirip dengan penyakit lain. Meski begitu, ada tiga gejala utama yang umum dialami oleh penderita lupus, antara lain:
1. Nyeri pada Persendian
Gejala pertama yang umum dialami penderita lupus adalah rasa nyeri di persendian. Gejala ini lebih sering terjadi pada tangan dan kaki. Rasa nyeri tersebut dapat berpindah-pindah dari satu sendi ke sendi lainnya.
Nyeri pada persendian hanya bersifat sementara. Dengan kata lain, kondisi ini tidak akan menyebabkan kerusakan atau cacat permanen pada persendian.
2. Muncul Ruam pada Kulit
Gejala umum selanjutnya adalah munculnya ruam yang menyebar di pipi dan batang hidung. Penyebaran ruam tersebut memiliki bentuk menyerupai kupu-kupu, sehingga dikenal juga dengan istilah ruam kupu-kupu.
Selain di pipi dan batang hidung, ruam pada penderita lupus juga sering terjadi pada tangan dan pergelangan tangan. Ruam akibat lupus dapat membekas dan bersifat permanen serta akan bertambah parah jika terpapar sinar matahari secara langsung.
3. Mudah Merasa Lelah
Penderita lupus mudah merasa lelah meskipun hanya melakukan aktivitas sederhana sehari-hari, seperti rutinitas pekerjaan atau urusan rumah tangga. Pada penderita lupus, rasa lelah ini tidak kunjung pulih sekalipun telah beristirahat dengan cukup.
Pengobatan Lupus
Perlu digaris bawahi bahwa lupus adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi gejala serta mencegah pasien mengalami komplikasi lebih parah.
Selain mengonsumsi obat-obatan, penderita lupus juga disarankan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, mengelola stres, menghindari paparan matahari langsung, dan menjaga pola makan sehat.
Komplikasi Lupus
Lupus adalah kondisi yang serius dan jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat berisiko menyebabkan komplikasi, seperti:
- Kerusakan ginjal, salah satunya gagal ginjal.
- Gangguan pada otak dan sistem saraf pusat yang menyebabkan sakit kepala, masalah penglihatan, kejang, bahkan stroke.
- Masalah pada darah dan pembuluh darah yang menyebabkan anemia, peradangan pada pembuluh darah serta meningkatkan risiko penggumpalan darah.
- Masalah kesehatan pada organ paru-paru, seperti pneumonia.
- Meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit jantung lainnya.